Garut, Realita Indonesia.com–Bertempat di Aula Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD),Jalan Terusan Pahlawan Kecamatan Tarogong Kidul,Jumat 5 Juli 2022.Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut akan merelokasi 140 kepala keluarga (KK) penyintas bencana banjir dan tanah longsong yang terjadi pada Jum’at 15 Juli 2022 lalu. Selain merelokasi, Pemkab Garut juga akan memperbaiki 72 rumah yang memang berada di tempat yang aman.
Hal ini disampaikan langsung oleh Wakil Bupati (Wabup) Garut, dr. Helmi Budiman, seusai memimpin Rapat Evaluasi Penanggulangan Bencana.“Pertama kita menyelesaikan bantuan untuk rumah ya, yang rusak berat kita lakukan relokasi, relokasi itu ada 140 rumah, sedangkan yang dilakukan di tanah masyarakat dan di tempat yang aman itu 72 rumah jadi (totalnya) 212 rumah, kemudian ada penggantian rumah yang rusak sedang dan rusak ringan dari provinsi, kemudian juga kita menyelesaikan termasuk di dalamnya ada jadup,dan lain lain,” ujar Helmi Budiman didampingi Unsur Pengarah dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Republik Indonesia, Bambang Munadjat.
Ia mengungkapkan, pembangunan rumah penyintas bencana ini, akan dilaksanakan selama masa transisi yang berlangsung selama kurang lebih 6 bulan lamanya.
Setiap rumah yang mengalami rusak berat, imbuh Helmi, akan mendapatkan bantuan dana maksimal 50 juta rupiah untuk membangun kembali rumah yang terdampak bencana.
“Semua jadi berubah 50 juta, untuk relokasi 50 juta kemarin, kalo 50 juta kali 200 aja sudah 10 miliarkan gitu, kalau untuk rumahnya saja belumkan infrastrukturnya, jalanya, cut and fill -nya dan sebagainya,” ungkap Wabup Helmi.
Helmi berpesan kepada masyarakat untuk mendukung upaya-upaya mitigasi yang sudah diprogramkan oleh pemerintah. Ia menerangkan salah satu tujuan dari mitigasi adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk mengurangi risiko bencana.
“Kemarin Alhamdulillah begitu ada banjir semua kan keluar, lari gitu kan, yang penting jiwa dulu kan, (itu) salah satu bagian dari mitigasi, kemudian juga mohon dukungan juga karena bagian mitigasi juga yang terkait dengan sarana-prasarana, jangan membangun rumah di bantaran sungai, dan banyak lagi lah,” pesanya.( Om Danur)